Langsung ke konten utama

Program Studi Kedokteran

back_pain_treatment 
Tugas dokter sendiri adalah mengedukasi manusia lain supaya tetap dalam keadaan sehat dan memberitahu penyakit yang diderita oleh seseorang. Kalau kamu mau menjadi seorang dokter, perlu kamu ketahui kalau pendidikan kedokteran itu memakan waktu yang cukup panjang.

Kamu harus menghabiskan waktu paling sedikit 4 tahun untuk belajar pendidikan kedokteran, dan 2 tahun untuk belajar praktek kedokteran di Rumah Sakit. Setelah lulus praktek dokter atau lebih dikenal dengansebutan ko-as, baru kamu bisa menyandang gelar dokter. Setelah itu kamu dapat menempuh S2 atau memilih program Spesialis seperti Spesialis Kulit dan kelamin, THT, penyakit dalam atau program lain.
Untuk menjadi seorang dokter, kamu memerlukan kedisiplinan yang tinggi terutama karena profesi dokter akan berhubungan dengan nyawa dan kehidupan manusia. Selain itu kamu harus memiliki sikap empati, keterampilan berkomunikasi, kemampuan logika yang tinggi, pengambilan keputusan yang cepat dan tepat, dan yang paling utama adalah mampu bekerja sama dengan orang lain.

Dengan lulus dari Fakultas Kedokteran dan juga praktek profesi kedokteran, kamu akan dapat memperoleh pekerjaan sebagai dokter masyarakat yang menangani penyuluhan, program kesehatan, baik di rumah sakit, asuransi, dll. Selain itu kamu juga bisa menjadi dokter umum yang berpraktek di Rumah Sakit atau Klinik atau praktek sendiri, menjadi peneliti untuk menemukan obat-obatan baru dan teknologi kesehatan, atau juga di bidang lain seperti menjadi dosen, manajer rumah sakit, pegawai Departemen Kesehatan.

Postingan populer dari blog ini

SAYYIDUL ISTIGHFAR (Bacaan Istighfar Yang Paling Utama)

Allohumma annta robbii laaaaaa ilaaha illaaaaaa annth Kholaqtanii wa ana ‘abduk Wa ana ‘alaa ‘ahdika wa wa’dika mastatho’th A’uudzubika minn syarri maa shona’th Abuuuuuu-u laka bini’matika ‘alayy Wa abuuuuuu-u   bidzamm-bii Faghfirlii fainnahuu laa yaghfirudz-dzunuuba illaaaaaa annth Artinya : Ya Allah, Engkau adalah Rabb-ku, tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau. Engkaulah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan apa yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau. (Hadits Shahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 6306 dan 6323), at-Tirmidzi (no. 3393), an-Nasa’i (no. 5522) dan lain-lain.) Faedah dari bacaan ini adalah sebagaimana yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sabdakan dari lanjutan hadits di atas, “Barangsiapa yang...

Kajian Rutin Muslimah: Pentingnya Kesehatan Mental Pada Ibu

Kesehatan mental ibu memiliki peran yang sangat krusial dalam kehidupan keluarga. Ibu yang memiliki kesehatan mental yang baik akan mampu memberikan kasih sayang, perhatian, dan pengasuhan yang optimal bagi anak-anaknya. Sebaliknya, ibu yang mengalami gangguan kesehatan mental dapat kesulitan dalam menjalankan perannya sebagai seorang ibu. Kesehatan mental ibu mencakup tiga dimensi utama: Kesehatan mental: Meliputi kondisi emosional, psikologis, dan sosial seseorang. Ini mencakup bagaimana seseorang berpikir, merasa, dan berperilaku. Kesehatan fisik: Kondisi fisik yang baik mendukung kesehatan mental. Kesehatan sosial: Kualitas hubungan dengan orang lain, termasuk keluarga, teman, dan komunitas. Sedangkan faktor yang dapat memicu gangguan kesehatan mental pada ibu antara lain:  Kurangnya dukungan sosial: Kurangnya dukungan dari keluarga, teman, atau komunitas dapat meningkatkan risiko gangguan mental.  Ketidakpuasan pernikahan: Masalah dalam hubungan pernikahan dapat menjadi s...

Letak/Posisi Imam & Makmum Sholat

Untuk menjadi makmum yang baik, haruslah mengenal hukum-hukum shalat berjamaah dan bermakmum dengan benar. Karena itu dalam kesempatan ini Nasyiah akan membahas posisi makmum dalam shalat bersama imam, dimana poin-poinnya sebagai berikut: 1.     Bila makmum satu orang, maka makmum berdiri di samping kanan imam.  Berdasarkan hadits Ibnu Abbas, disebutkan: "Nabi juga berdiri dan shalat, maka akupun berdiri disebelah kiri Beliau. Beliau menarik daun telingaku dan memutar badanku berpindah ke sebelah kanan Beliau." (HR. Bukhari No. 6316 dan Muslim No. 763) Hadits ini menunjukkan bahwa apabila makmum itu satu orang, maka posisinya sejajar dengan imam dan di sebelah kanan imam, tidak lebih ke depan dan tidak lebih ke belakang. Karena Nabi juga pernah mengatakan kepada Ibnu Abbas : "Jangan engkau berdiri lebih ke belakang …" (penjelasan shahih AlBukhari Hadits No. 697) 2.     Jumlah Makmum Dua Orang atau Lebih, maka makmum berdiri di belakang imam....