Virtual Gamelan, Murah dan Mudah Dipelajari Generasi Muda


Suasana siang itu agak berbeda dari biasanya. Sembilan siswa-siswi SMA Muhammadiyah 1 Pati nampak duduk serius menghadapi perangkat komputer. Tak berapa lama, orkestra virtual gamelan diperagakan oleh mereka, mengiringi para tamu undangan yang mulai berdatangan dalam Rapat Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Pati yang digelar di Gedung SMA Muhammadiyah 1 Pati beberapa waktu yang lalu.


Beberapa gending jawa pun mulai dibawakan diiringi empat siswi lainnya yang bersuara merdu layaknya sindhen. Uniknya, tak ada satu pun perangkat gamelan yang digunakan para siswa. Yang ada hanya sederet laptop dan perangkat audio serta seorang pelatih karawitan yang memainkan kendhang. Jari-jari mereka lincah menari di antara papan ketik dan sibuk menggerakkan tetikus (mouse) komputer.

Sembilan komputer itulah gamelan mereka. Satu komputer berfungsi sebagai bonang barung, yang lainnya menjadi bonang panerus, saron demung, saron panerus, kenong, gong, slenthem dan gender barung. Komputer-komputer itu berubah menjadi perangkat gamelan yang merdu berkat Gamelan Virtual.

Salah satu tampilan Virtual Gamelan di Laptop





“Ini bukan suara dari kaset atau CD lho”, ujar M. Luqman, Wakasek Kesiswaan, sambil memperkenalkan sajian Virtual Gamelan kepada para tamu undangan.

Pada masing-masing laptop siswa memang telah diinstall software Virtual Gamelan. Aplikasi ini dioperasikan dengan menggunakan mouse, yang apabila ditekan akan menghasilkan bunyi sesuai perangkat yang dimaksud.
 
“Virtual Gamelan mulai dikenalkan para siswa sejak dua bulan yang lalu”, ujar Agus Isdiyanto, Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Pati. Ia mengaku telah lama tertarik pada aplikasi Virtual Gamelan buatan Joko Triyono, seorang guru dari di SMA Prembun, Kebumen, terlebih setelah pembuat software-nya berhasil mendapatkan penghargaan dari berbagai pihak termasuk dari Menpora dan Museum Rekor Indonesia (MURI).

Untuk wilayah Pati, menurutnya, baru SMA Muhammadiyah 1 Pati yang membeli dan mengaplikasikan software ini. “Sekolah kami merupakan sekolah ke-3 di Jawa Tengah yang telah memanfaatkan Virtual gamelan ini”, jelasnya.

Usai membeli software seharga 1,5 juta ini, pembuat software-nya langsung memberikan pelatihan selama dua hari di SMA Muhammadiyah 1 Pati. Setelah itu pihak sekolah mempercayakan pelatihan Virtual Gamelan pada Jaswadi, salah satu pelatih karawitan yang juga merupakan pengurus di Dewan Kesenian Kabupaten Pati. “Anak-anak sudah cukup pandai mengoperasikan komputer, jadi saya hanya tinggal melatih keselarasan bunyi dari semua instrumen yang dimainkan oleh mereka”, papar Jaswadi.

Saat ditanya mengenai kelemahan dari Virtual Gamelan ini, Jaswadi menuturkan bahwa ada beberapa perangkat gamelan yang masih belum bisa dimainkan lewat Gamelan Virtual. "Seperti suling dan rebab, mainnya harus pakai perasaan. Jadi oleh pembuatnya susah untuk dibuatkan versi virtualnya," imbuh Jaswadi. Meski belum komplet benar, ia menilai Virtual Gamelan sudah lebih dari cukup untuk bisa digunakan sebagai sarana belajar karawitan.

Virtual Gamelan ini pun tak butuh komputer yang spesifikasinya tinggi sebab ukuran file-nya hanya 3,5 megabyte. Komputer dengan prosesor Intel Pentium (versi pertama) pun tak soal bagi Virtual Gamelan ini.

Awalnya program ini tersusun atas beberapa materi, yakni perbandingan musik, partitur pelog dan slendro, permainan gamelan yang dinamai orkestra, serta kuis gamelan yang dinamai game. Ukuran program yang terbuat pun mencapai 8 megabyte.

Namun, karena mulai banyak kalangan yang tertarik dengan ciptaannya, pencipta Virtual Gamelan lantas menyederhanakannya menjadi sebuah program musik tradisional karawitan dengan hanya memuat materi orkestra dan game. Program virtual gamelan buatannya itu kini hanya berukuran 3,5 megabyte. Penyederhanaan ini dilakukan supaya materi yang ditampilkan tidak terlalu rumit para peserta didik tetap bisa bermain gamelan dan mengenal gamelan lewat game.

Program virtual gamelan itu pun bisa dibawa ke mana saja. Dengan menyimpannya dalam kartu memori, seperti di USB flash disc yang besarnya cuma seruas jari. Orang tak perlu repot membawa seperangkat gamelan untuk memainkan karawitan. “Kita pun tidak perlu membeli satu set gamelan yang harganya bisa mencapai ratusan juta rupiah”, jelas Kepala SMA Muhammadiyah 1 Pati. Hal ini tentu saja dapat menjadi solusi atas kendala klise pengadaan perangkat gamelan di sekolah yang selalu dikeluhkan karena terbentur pada keterbatasan dana pendidikan.

Program Virtual Gamelan juga menolong siswa untuk mengembangkan minat dan kemampuan mereka membangun kerja sama. Terlebih, program virtual gamelan itu berbasis komputer yang digandrungi para remaja. Utamanya untuk permainan virtual, seperti game online yang sudah menjamur sampai ke desa.

Kegandrungan remaja pada permainan virtual telah mengubah perilaku mereka menjadi lebih individual. Kaum muda menjadi kurang diasah kemampuan bermain atau kerja sama dalam kelompok. Namun, dengan virtual gamelan kaum muda tetap bisa mengikuti permainan berbasis komputer yang lebih mengandalkan keterampilan jari. Bersamaan dengan itu, mereka pun belajar bekerja sama dengan teman satu kelompok karena harmonisasi musik dalam karawitan hanya bisa tercipta lewat kerja sama kelompok.

Anak-anak sekolah, yang kebanyakan lebih akrab dengan komputer ketimbang gamelan, sebagian sudah mulai “kepincut” pada gamelan.

”Main gamelan ini rasanya tak ada bedanya dengan main game, seru dan asyik", ujar Yulianto, salah satu siswa yang juga ikut dalam pementasan Gamelan Virtual pada hari itu.

Di tengah era globalisasi, kebudayaan bangsa Indonesia terasa kalah dan semakin terkikis oleh kebudayaan barat. Banyak anak muda yang tidak lagi peduli dengan seni dan kebudayaan yang kita miliki. “Tetapi dengan inovasi seperti gamelan virtual ini diharapkan dapat menambah minat khususnya anak muda untuk tetap melestarikan alat musik gamelan ini”, ujar Jaswadi yang di Dewan Kesenian dipercaya untuk mengurusi Bidang Seni Tertinggal.

Hal itu penting mengingat banyak nilai-nilai luhur yang bisa dipelajari dari gamelan. Pandangan hidup Jawa yang diungkapkan dalam musik gamelan merupakan keselarasan dalam berbicara dan bertindak sehingga tidak memunculkan ekspresi yang meledak-ledak serta mewujudkan toleransi antar sesama.

Dengan pembelajaran gamelan multimedia, siswa dapat berlatih gamelan sendiri dengan memilih alat yang diinginkan untuk mengiringi tembang dan alat yang lainnya dimainkan oleh komputer. Pembelajaran gamelan multimedia ini dapat menjembatani siswa untuk lebih mencintai permainan gamelan yang sesungguhnya, dan dapat melestarikan dan mengenalkan secara efektif potensi budaya seni gamelan yang memuat nilai-nilai luhur dalam karakterisitk kehidupan masyarakat sebagai identitas bangsa Indonesia. Multimedia gamelan ini diharapkan dapat dimainkan oleh banyak orang secara online menembus batas ruang dan tempat.
Ingin berbagi artikel ini ?? silahkan submit ke Lintas Berita agar bisa dibaca oleh publik. Klik tombol di bawah ini, truz..,, login dulu ya...

Artikel Terkait



Tags:

nasyiahpati.blogspot.com

Ajang sharing dan silaturrahim muslimah Kabupaten Pati.